Mengapa Bernie Ecclestone Menyebut Christian Horner “Idiot”

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-12 Kategori: news

## Bernie Ecclestone Sebut Christian Horner “Idiot”: Drama Red Bull MembaraDunia Formula 1 kembali diguncang badai kontroversi.

Kali ini, bukan soal performa mobil atau strategi balapan, melainkan drama internal yang melibatkan Christian Horner, mantan Team Principal Red Bull Racing, dan komentar pedas dari mantan pemilik F1, Bernie Ecclestone.

Ecclestone, sosok kontroversial yang selalu blak-blakan, dengan tajam menyebut Horner sebagai “idiot,” sebuah pernyataan yang sontak memicu perdebatan panas di kalangan penggemar dan pengamat F1.

Pernyataan pedas ini muncul setelah Horner dipecat dari Red Bull menyusul investigasi internal terkait tuduhan perilaku tidak pantas.

Detail investigasi tersebut memang tidak dipublikasikan secara luas, namun dampaknya jelas terasa.

Ecclestone, yang dikenal dekat dengan Horner, mengungkapkan pandangannya yang keras, seolah menyiratkan kekecewaannya terhadap situasi yang menimpa rekannya itu.

“Christian (Horner) itu idiot,” ujar Ecclestone dalam sebuah wawancara eksklusif.

“Dia seharusnya bisa menghindari semua ini.

Dengan pengalamannya, dia seharusnya lebih bijak dalam bertindak.

“Meskipun tidak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan “menghindari semua ini,” pernyataan Ecclestone mengindikasikan bahwa ia percaya Horner memiliki andil dalam situasi yang menimpanya.

Ini bukan pertama kalinya Ecclestone mengkritik Horner secara terbuka.

Sebelumnya, ia pernah mengkritik gaya kepemimpinan Horner yang dianggap terlalu otoriter dan kurang memperhatikan dinamika internal tim.

Lantas, mengapa Ecclestone secara terbuka menyebut Horner “idiot”?

Analisis subjektif saya menunjukkan bahwa Ecclestone mungkin merasa kecewa dan frustrasi.

Ia mungkin melihat Horner sebagai sosok yang memiliki potensi besar, namun gagal mengelola situasi dengan benar, sehingga berujung pada pemecatan yang memalukan.

Lebih jauh lagi, komentar Ecclestone ini bisa diartikan sebagai upaya untuk “menyelamatkan” citra Red Bull.

Dengan mengkritik Horner secara terbuka, Ecclestone seolah ingin menegaskan bahwa masalah ini adalah kesalahan individu, bukan masalah sistemik di dalam tim.

Namun, kritik pedas Ecclestone ini juga menuai kontroversi.

Beberapa pengamat mempertanyakan motif Ecclestone, mengingat hubungan dekatnya dengan Horner.

Mereka berpendapat bahwa Ecclestone seharusnya memberikan dukungan, bukan justru memperkeruh suasana.

Terlepas dari motifnya, dampak dari komentar Ecclestone ini sangat signifikan.

Drama di Red Bull semakin memanas, dan masa depan tim semakin tidak pasti.

Kepergian Horner akan meninggalkan kekosongan besar dalam tim, mengingat perannya yang sentral dalam membangun dominasi Red Bull selama bertahun-tahun.

Mengapa Bernie Ecclestone Menyebut Christian Horner "Idiot"

Statistik menunjukkan bahwa sejak Horner menjabat sebagai Team Principal pada tahun 2005, Red Bull telah memenangkan 6 gelar juara dunia konstruktor dan 7 gelar juara dunia pembalap.

Ini adalah bukti nyata dari dampak positif yang diberikan Horner kepada tim.

Namun, di sisi lain, drama ini juga membuka mata kita tentang kompleksitas dunia F1.

Di balik gemerlapnya mobil balap dan persaingan di lintasan, terdapat persaingan internal, intrik politik, dan drama personal yang tak kalah menarik.

Sebagai jurnalis olahraga, saya melihat drama ini sebagai pengingat bahwa kesuksesan di F1 tidak hanya bergantung pada performa mobil dan keahlian pembalap.

Faktor-faktor non-teknis, seperti kepemimpinan yang kuat, manajemen yang efektif, dan stabilitas internal tim, juga memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan sebuah tim.

Kini, Red Bull berada di persimpangan jalan.

Mampukah mereka mengatasi badai ini dan tetap mempertahankan dominasinya di F1?

Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Satu hal yang pasti, drama ini akan terus menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar F1 dalam beberapa waktu mendatang.