Legenda UFC Sebut Jake Paul ‘Pemalsu Terbesar dalam Sejarah Olahraga Bela Diri’ Setelah Ia Tinggalkan Wawancara dengan Emosi

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-06-29 Kategori: news

**Kontroversi Membara: Michael Bisping Sebut Jake Paul ‘Pemalsu Terbesar’ dalam Sejarah Olahraga Tarung Setelah Insiden Wawancara**Dunia tarung bebas (MMA) kembali diguncang kontroversi.

Kali ini, targetnya adalah Jake Paul, sensasi YouTube yang beralih menjadi petinju, yang mendapat kecaman pedas dari legenda UFC, Michael “The Count” Bisping.

Legenda UFC Sebut Jake Paul 'Pemalsu Terbesar dalam Sejarah Olahraga Bela Diri' Setelah Ia Tinggalkan Wawancara dengan Emosi

Bisping, yang memang sudah lama tidak menyukai Paul, melabeli bintang internet itu sebagai “pemalsu terbesar dalam sejarah olahraga tarung” setelah insiden wawancara yang viral.

Kejadian bermula ketika Paul diundang untuk wawancara di podcast Bisping, “Believe You Me.

” Menurut sumber yang dekat dengan tim produksi podcast, Paul datang dengan sikap yang angkuh dan menuntut.

Ia dikabarkan menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit yang diajukan Bisping, dan akhirnya memilih untuk keluar dari studio di tengah wawancara, meninggalkan Bisping dan kru podcast dalam kebingungan.

“The Count,” yang dikenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, tidak tinggal diam.

Melalui media sosial dan wawancara terpisah, ia melontarkan kritik pedas terhadap Paul.

“Jake Paul adalah pemalsu terbesar yang pernah saya lihat.

Dia memilih lawan yang lebih kecil dan lebih tua darinya, dan kemudian berlagak seperti seorang petinju profesional yang hebat.

Dia tidak menghormati olahraga ini, dan dia tidak menghormati para petarung sejati,” ujar Bisping dengan nada geram.

Kritik Bisping bukan tanpa dasar.

Paul memang dikenal karena memilih lawan yang relatif lebih mudah, seperti mantan bintang NBA Nate Robinson dan mantan petarung MMA yang sudah berusia, seperti Ben Askren dan Tyron Woodley.

Meskipun ia meraih kemenangan dalam pertarungan-pertarungan tersebut, banyak pihak yang meragukan legitimasi Paul sebagai seorang petinju sejati.

Namun, di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa Paul telah membawa perhatian baru ke dunia tinju.

Pertarungannya selalu menarik banyak penonton, dan ia berhasil menggaet penggemar dari kalangan yang lebih muda dan lebih luas.

Statistik menunjukkan bahwa setiap pertarungan Paul selalu mencetak rekor *pay-per-view* yang fantastis.

Dari sudut pandang pribadi, saya melihat Paul sebagai sosok yang kompleks.

Ia adalah seorang *showman* yang ulung, yang tahu persis bagaimana cara menarik perhatian.

Namun, di saat yang sama, ia juga terkesan arogan dan kurang menghargai tradisi olahraga tarung.

Apakah ia benar-benar seorang petinju sejati, atau hanya seorang selebriti yang bermain-main dengan tinju?

Waktu yang akan menjawabnya.

Insiden wawancara dengan Bisping ini hanya menambah daftar kontroversi yang mengelilingi Jake Paul.

Apakah ia akan belajar dari kritik dan berusaha membuktikan dirinya sebagai seorang petarung yang serius, atau justru semakin tenggelam dalam citra “pemalsu” yang dilabelkan oleh Bisping?

Kita tunggu saja perkembangannya.

Satu hal yang pasti, dunia olahraga tarung tidak akan pernah membosankan dengan kehadiran sosok seperti Jake Paul.